Belakangan ini sedang merasa ada di dalam fase bahwa lingkungan pertemanan ini semakin mengerucut, semacam seleksi alam. Berapa ratus, berapa ribu atau ratusan ribu jumlah teman di media sosialmu nyatanya takkan menjamin bahwa di dunia nyata mereka pun nyata menjadi temanmu. Di fase ini saya merasa bahwa memang memiliki banyak teman itu baik bagi kita, tapi pada akhirnya yang selalu ada bagi kita yang kita butuhkan. Setelah lulus sekolah dan kuliah, lingkungan pertemanan ternyata makin mengerucut. Alasannya adalah karena peretemuannya berkurang, komunikasinya juga berkurang, dari yang asalnya setiap hari bisa bertemu, nah ini bahkan sebulan sekali pun belum tentu bisa bertemu.
Dari yang misalnya sewaktu SD memiliki teman sekelas selama 6 tahun, teman yang rumahnya searah atau teman-teman dekatmu, nah setelah kamu lulus dan lanjut di tingkat SMP, berapa banyak yang masih sering bertemu atau berhubungan denganmu? Kemudian di tingkat SMP punya teman sekelas dari kelas 1 sampai kelas 3, teman satu ekskul, teman segeng atau teman apapun itu, lha ketika lulus dan masuk SMA lihatlah seberapa banyak temanmu yang tersisa dan masih sering keep in touch sama kamu, mungkin hanya teman-teman terdekat kamu saja kan? Lalu dilanjutkan saat kamu berada di tingkat SMA, teman sekelasmu dari kelas 1 sampai kelas 3, teman segeng dan lainnya, ketika lulus dan lanjut di Perguruan Tinggi, mana yang tersisa yang masih bisa kamu temui selama kamu berkuliah? Dan setelah lulus kuliah selama 4 tahun, ya sudah... lulus kuliah dan kemudian kamu beserta teman-temanmu sibuk dengan kehidupannya masing-masing. Rasanya bisa ngobrol sama mereka melalui media sosial saja sudah bersyukur sekali.
Iya, itu yang saya rasakan saat ini, di fase ini. Rasanya sering sekali rindu sama teman-teman yang kadang hanya bisa lihat dan tahu kabar mereka lewat stories di media sosial. Sesekali ketika group chat tiba-tiba ribut dengan bercandaan, rasanya happy banget! And also happy to know that we're missing each others. Seleksi alam banget nggak sih? Di sela-sela weekend-nya kamu setelah setiap harinya bekerja, orang-orang yang kamu temui di weekend-mu itu yang ternyata tersisa di hidup kamu untuk kamu temui dalam frekuensi yang sering dan merekalah ternyata yang terdekat denganmu yang mau membagi waktunya untuk bertemu kamu. Setidaknya kamu salah satu dari list prioritas mereka.
Kemarin menemukan salah satu tweet-nya kak Falla Adinda yang ngebahas tentang keresahan yang kutuliskan ini.
Source : Falla Adinda's Tweet
Setelah baca tweet itu jadi kepikiran, terus bener juga sih. Being "someone" in her/his free time itu something. Berharga banget malah kalo menurut saya, karena itu artinya kita dibutuhkan oleh seseorang tersebut. Hal ini nggak berlaku cuma untuk sepasang kekasih lho, karena dalam pertemanan pun kamu dicari dan dibutuhkan oleh temanmu itu artinya kamu spesial. Dan saya setuju dengan apa yang dituliskan kak Falla bahwa dihubungi di saat free time itu memang spesial. Kadang akhir-akhir ini malah sengaja mencari teman-teman lama yang dirindukan, bisa diajak ngobrol dan syukur-syukur bisa ketemu lagi. Saya ini salah satu tipe orang yang sering galau tentang masalah pertemanan, karena bisa mellow banget kalau lagi rindu sama teman-teman yang biasanya tiap hari bertemu nah sekarang enggak. Saya juga tipe orang yang apa-apa harus selalu diceritain sama teman, karena kadang overthinking dan nggak sanggup kalo resah sendirian jadi apa-apa selalu di ceritain, di share dan nggak bisa aja kalo nggak berbagi cerita sama teman terdekat. Yang dulu setiap hari bertemu di kampus pun, malam harinya pulang kuliah masih bisa voice note, free call dan chat panjang lebar sampai tengah malam dari mulai cerita kehidupan sampai ngeluh apapun itu..
Dan yaaaa begitulah keresahan saya dituang melalui tulisan ini. Jangan buat waktu-waktu kamu jadi useless, as long as you can yaaaaa manfaatkanlah sama orang-orang terdekat kamu. Spending time together itu bisa jadi precious moment lho kalo kamu benar-benar menghargainya. Karena jujur aja menurut saya di usia yang makin bertambah dan teman yang semakin berkurang ini, kita dihadapkan dengan banyak tuntutan kehidupan, terus kadang merasa beban kita berat banget dan need someone to share everything about our life gitu ya. Jadi pokoknya being someone in her/his free time itu buat saya bener-bener berarti, ya karena itu, mereka bukan sibuk, tetapi prioritas. Jadi beruntung banget ketika kita jadi "seseorang" nya yang disamperin orang lain waktu orang lain tersebut lagi butuh kita.
Berbahagialah, dengan kita merasa bahagia bisa jadi kita juga membahagiakan orang lain. Merasa bahagialah ketika dibutuhkan seseorang, dan ada disanalah ketika dibutuhkan, siapa tahu Tuhan membantumu dengan memberikan seseorang-seseorang lainnya saat kamu membutuhkannya. Keep spreading the good things and happy things!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave your comment here, Cheers! :)