Senin, 23 September 2013

Day 2 : Argumen hari ini.

Baru-baru ini sedang punya kebiasaan baru, memperhatikan watak dan perilaku orang-orang di sekitar, terutama teman-teman dekat. Entahlah tanpa sadar ternyata saya punya teman dalam hal ini, suka memperhatikan bagaimana cara orang lain berbicara dan lainnya. Belakangan ini saya sudah mulai memahami emosi dari teman-teman dekat yang ternyata dia tidak suka A, yang ini tidak suka B dan lainnya.. Bagaimana saya ternyata sering diam-diam memperhatikan seorang teman yang lebih suka menahan amarahnya sendiri daripada membaginya dengan orang lain dengan cara bercerita tentang masalahnya.
Setelah itu saya pun selalu berpikir mengenai perilaku dan sikap, masih kebanyakan berpikir tentang bagaimana tanggapan orang lain terhadap saya, padahal peduli apa kata orang jika hal itu tidak berpengaruh dengan kemajuan hidup kita ya abaikanlah saja. Kalau itu tidak membantu untuk kemajuan hidup saya ya peduli amat, tapi ternyata komunikasi dan apa yang kita lakukan sehari-hari menuntut kita untuk melakukannay secara timbal balik, kedua belah pihak harus setidaknya memperoleh keuntungan. Kemarin baru saja baca dari buku Psikologi Komunikasi, katanya yang membentuk kepribadian seseorang itu bukan lingkungan, tetapi bagaimana orang tersebut menafsirkan pesan yang disampaikan orang lain kepadanya dan bagaimana ia menyampaikan perasaannya kepada orang lain, begitu yang saya baca dari buku Psikologi Komunikasi yang ditulis oleh Bapak Jalaludin Rakhmat. Bisa saya contohkan dengan saya yang misalnya menunjukkan wajah yang ramah dan tersenyu manis pada teman-teman saya, itu dapat diartikan sebagai tanda bahwa saya menyukai teman-teman saya, namun wajah dengan ekspresi tersebut pun bisa menghadirkan makna yang berbeda jika yang memahaminya adalah orang yang mungkin kurang menyukai saya, bisa jadi hal tersebut dipandang bahwa saya sedang mencari perhatian. Bisa saja, bukan?
Mungkin teman-teman di semester 3 ini sebagian besar masih orang-orang yang sama dengan semester lalu setidaknya saya sudah paham mereka apa dan bagaimana, apa yang boleh dan tidak boleh lagi untuk dilakukan. Kepribadian saya, dan mereka terbentuk sepanjang hidup. Setiap hari saya sering berpikir apakah semakin bertambahnya usia memang kita semakin perlu untuk memperhatikan hal-hal semacam ini?. Adalah mengenai sebab dan akibat, yaitu jika X maka Y, jika saya berbuat ini maka yang ditimbulkan akibatnya adalah itu. Kurang lebih begitu, ternyata saya pun diperhatikan orang lain, saya pun memperhatikan orang lain. Lagi-lagi tentang bagaimana mengontrol dan mengendalikan emosi masing-masing agar tetap stabil. Seringkali banyak orang yang membutuhkan teman untuk berbagi tanpa membutuhkan solusi, karena memang mereka lebihhh membutuhkan untuk didengar daripada dibantu.
Terlalu banyak memendam sesuatu sendirian bisa saja membuat kamu gila, berakhir dengan air mata dan kacau. Itulah mengapa manusis perlu berkomunikasi, karena komunikasi adalah kebutuhan. Tadi, diberikan kuis dengan pertanyaan : APakah perlu menjalin hubungan baik dengan sesama mahasiswa? Jawabannya adalah sangat perlu, meamangnya kita bisa hiduo sendiri tanpa bantuan dari mereka? Kelak suatu saat, perlahan tapi pasti, cepat atau lambat, kita akan memerlukan teman yang membantu kita, jika kita menjalin hubungan baik tentu saja kita akan memeiliki banyak kemudahan. Sebut saja kelak jika kita sudah sama-sama sukses, teman-teman tersebut bisa menjadi akses, link atau membantu kita dalam misalnya urusan pekerjaan, bisnis, promosi dan lainnya. Atau kita tidak mau kan sepanjang masa dikenang dengan image tidak baik? Simbiosis mutualisme.
Kemudian, mungkin timbul banyak persepsi dari orang-orang di sekitar saya mengenai apa yang saya lakukan, misalnya saya melakukan A, dan sekitar saya bisa memberikan banyak makna, persepsi yang ditimbulkan atau yang dihasilkan bisa menajdi banyak sekali. Karena ada banyak orang yang memperhatikan jadi mungkin kita harus berpikir berkali-kali sebelum bertingkah dan berbicara, tak apa, tetaplah jadi diri sendiri. Ibarat kata ada yang nyinyir, toh itu hak mereka. Hidup ini bebas berkespresi bukan? Tapi jangan berani berkata bebas jika kebebasan yang katanya digembor-gemborkan amsih dibatasi pula oleh kebeasan orang lain, jangan menuntut hak kita jika masih saja hak kita dibatasi orang lain. Mengutarakan apa yang dirasa pun akan menjadi salah jika kita salah menempatkannya.

Pada akhirnya untuk segala asumsi ini, suka atau tidak suka kita hanya harus memaklumi dan menerima. Orang lain terhadap saya dan saya terhadap orang lain, karena saya tidak hidup sendiri dan semuanay tidak dapat saya atur sesuai kemauan saya, begitulah kehidupan saat ini mungkin. Lalu terlepas dari tulisan ini, bagaimana tanggapan kalian itu terserah pada tanggapan masing-masing, saya boleh berasumsi dan kalian juga. Stay positive! Stay be a nice person!

Selasa, 17 September 2013

Day 1.

            Selamat malam, hari ini adalah hari kedua di semester 3. Sekarang saya sudah menjadi mahasiswa tingkat dua dan saya punya junior sekarang, tidak terasa waktu berlalu begiru cepat. Sekarang saya tidak lagi menyandang status Mahasiswa Baru, sekarang saya adalah Mahasiswi Manajemen Komunikasi.
            Di semester ini saya bertemu dengan mata kuliah Penuisan Kreatif, saya rasa saya tidak salah memilih jurusan ini, menulis yang biasa saya lakukan ternyata bisa saya kembangkan di mata kuliah ini, menulis kreatif dengan materi lainnya. Dimulai sejak hari ini saya mendapat tugas untuk menuliskan selama 3 bulan ke depan bagaimana keseharian saya di kampus atau di rumah, entah akan dengan bahas formal atau tidak tapi yang penting dituliskan setiap harinya. Mungkin akan saya posting beberapa di blog juga, setidaknya ini positif bagi diri saya sendiri agar terus produktif menulis, walaupun berbentuk buku harian atau cerita sehari-hari. Dengan adanya tugas ini akan membuat saya mau tidak mau dan secara terpaksa atau tidak memiliki kewajiban untuk menulis, produktif dan tidak malas untuk menulis.
            Hari pertama di semester 3, terlambat masuk kelas karena terjebak macet. Entahlah kota Bandung saat ini macetnya sedang menjadi-jadi, hampir di segala waktu, perjalanan dari rumah ke kampus yang sebenarnya bisa saja di tempuh dalam waktu 60 menit, sekarang ini durasinya bertambah hingga bisa menjadi dua kali lipat. Sekarang ini pergi satu setengah jam sebelum jadwal masuk kelas pun masih saja saya datang terlambat, besok-besok saya harus pergi dua jam sebelumnya? Kesannya seperti rumah saya ini jauh di antah berantah…. Sekalian saja ke Jakarta lewat tol, sama kan dua jam? Hahahahahaha… Kadang sampe kampus kecapean di jalan, kepanasan, yah begitulah perjuangannya, sudah kuliah jauh-jauh semoga terbayar dan jangan useless deh kuliahnya. Tapi jadwal kuliah semster ini mungkin belum jodoh, smeuanya ada di jam-jam lagi macet.. Semangattt!! Pergi awal dari rumah…..
            Hari kedua yang mana adalah hari ini, datang tepat waktu, yaitu 09.50.. tapi dosen sudah dikelas, jadi apakah dikategorikan terlambat juga? Hmmmmm saya masih pusing dengan semester 3 yang mata kuliahnya sudah tidak paket seperti semester 1, setiap mata kuliah teman-teman kelasnya beda lagi, yaaaa baru hari kedua tak masalah masih merasa bingung dan pusing, nanti terbiasa kok… Jadwal bentrok, aduh hectic nya semester 3… 24 sks full, padat senin-jumat. Alhamdulillah tapi, biar cepet lulus hihihi.. di nikmatin dulu aja deh… Temen kelasnya masih banyak temen yang semester 1 dan 2 jadi udah akrab. Semoga semester ini dapat berlalu dengan lancar, dan harus ikut organisasi. Se-ma-ngat!!